Powered By Blogger

Friday, November 03, 2006

Nikmel, Dirikan Masjid Di Relung-mu



Nikmel,
esok, mentari berwarna jingga
cahaya menelusup ruang hatimu
bahagia menyongsong
adakah mesjid di relung nuranimu

Nikmel,
apa arti dunia bagimu
engkau, aku, kita semua
juga jutaan manusia
berduyun-duyun mengejarnya
keringat menetes
sering air mata membanjir
waktu tertikam
tapi, dunia menjauhi kita
kita kejar dunia
ia makin menjauh dan sering mengkhianati kita
kita coba raih dunia
dunia makin tinggi, bahkan
kerap dunia memperbudak kita
itupun jika tak tahu ilmunya
karena dunia, masa kini
hadir dalam ribuan wajah

Nikmel,
Apa arti istri, suami dan rumah tangga bagimu
apakah kita membangunnya
dengan batu prasangka, jendela kebencian,
atap cemburu, lantai pengkhianatan
pintu kemesraan setengah hati, dan dinding
ketidak-acuhan?
atau kita mendirikannya
dengan batu percaya, jendela kasih-sayang,
atap ketenangan, lantai kesetiaan, pintu kecintaan, dan dinding
kepeduliaan dan saling mengasihi?

Nikmel,
jelaskan padaku, makna anak atau buah hati bagimu
bukankah ia hadir bagaikan guru
mengajarkan banyak butiran hikmah
menjahit masa lalu kita ketika usia sama
bayi
merangkak, berjalan
dan belajar mengeja kata, juga kehidupan
ia, adalah potret kita dahulu
ia, menyadarkan kita
betapa berharganya menjadi 'orang tua'
jantung, seakan jatuh, ketika ia terluka
hati tersayat, ketika ia sedih
mata terasa buta, ketika hidupnya sengsara
telinga terpotong, jika ia membawa kabar duka
Ya, buah hati kita,
guru sejati dengan ribuan makna

Nikmel,
adakah masjid di relung hatimu, juga aku
adakah tempat bersujud di nuranimu, juga aku
dimana
Tuhan menjadi teman
juga tumpuan harapan?
Dimana
Kekasih Allah
Muhammad tlah menjadi rujukan?

Nikmel,
ketika hari keempat
bulan sebelas hinggap
di ujung dua-ribu-enam
sudahkan engkau bangun
mesjid
dalam
hatimu?
aku pun,
sedang belajar
membangunnya
di relung terdalam


--- "special for Niko, amel, dan keponakan kecilku. Meski ultah, jarang kusadari. Kali ini, kuucapkan Met Ultah Mel. Moga Allah mengaruniakan kebaikan untukmu, Niko, dan seluruh keluargamu." -----

Thursday, November 02, 2006

Nik, Sahabat Di Ujung Waktu

Nik,
lintasan waktu, menggoreskan cerita
duka
nestapa
suka
bahagia
juga tanya

Nik,
pedang waktu masa lalu
menuliskan kisah
cemburu
cinta
kisah cinta
untaian benci
juga lautan dosa

Nik,
perjalanan masa silam
mencatat apik
sedikit amal-sholeh
sedikit biji-bijian kebaikan
sedikit butiran pengabdian
sedikit sedekah
sedikit cahaya
tapi
setumpuk keburukan
segunung kesia-siaan
sempit penunaian harta
dan dikelilingi kegelapan
dan bukit-bukit dosa-kemaksiatan

Nik, saatnya tiba
minadzulumati ilan-nuur
hijrah,
dari kegelapan menuju cahaya

Nik, engkaulah salah satu sahabat di ujung waktu
menggapai cakrawala-Nya

-- tuk Niko, SMA5(1986)--

Wednesday, November 01, 2006

Ironi Dua

Nafsu
maksiat
keburukan
kejahatan
ketidak-benaran
ketidak-baikan
adalah api yang menghanguskan
lukanya abadi
Ironinya,
mengapa manusia memilih
kebakaran berulang-ulang kali
untuk mengerti betapa panasnya api?
---------

Ironi satu

Utusan Tuhan
datang silih berganti
Kitab suci ditulis
dan diturunkan
agar manusia beranjak
dari kegelapan menuju cahaya
ironinya,
kebanyakan penduduk bumi
tak memahami
apakah karena tak mampu memahami?
atau....tak mau memahami?
-----